Home

Diposting pada

Sorotan PBB tentang Femicida

Femicida, atau pembunuhan terhadap perempuan karena gender mereka, telah menjadi isu serius yang disoroti oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam laporan terbaru, PBB menekankan bahwa femicida adalah pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan dan mencerminkan kegagalan sistemik dalam melindungi perempuan dari kekerasan berbasis gender. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada korban dan keluarga mereka, tetapi juga mencerminkan ketidakadilan struktural yang mendalam di banyak masyarakat di seluruh dunia.

Apa itu Femicida?

Bentuk kekerasan ini sering kali dipicu oleh norma sosial patriarkal, ketidaksetaraan gender, dan budaya yang menormalisasi kekerasan terhadap perempuan. Contoh kasus meliputi pembunuhan pasangan intim, pembunuhan kehormatan (honor killing), dan pembunuhan akibat perdagangan manusia.

Statistik Global tentang Femicida

Menurut laporan UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime), lebih dari 45.000 perempuan di seluruh dunia tewas akibat femicida pada tahun 2022.Wilayah dengan tingkat femicida tertinggi termasuk Amerika Latin dan Karibia, di mana norma-norma budaya dan hukum yang lemah menjadi faktor utama.

Faktor Pemicu Femicida

  1. Ketimpangan Gender
    Ketimpangan gender menciptakan lingkungan yang memungkinkan kekerasan terhadap perempuan. Ketergantungan ekonomi, kurangnya pendidikan, dan akses terbatas ke sumber daya membuat perempuan rentan terhadap kekerasan.

  2. Ketiadaan Penegakan Hukum
    Sistem hukum yang lemah, seperti rendahnya tingkat hukuman bagi pelaku kekerasan terhadap perempuan, menciptakan impunitas yang memperburuk masalah ini.

  3. Kekerasan dalam Rumah Tangga
    Femicida sering kali dimulai sebagai kekerasan dalam rumah tangga yang meningkat menjadi pembunuhan.



Upaya PBB untuk Mengatasi Femicida

  1. Kampanye Kesadaran
    Melalui program seperti UN Women’s Spotlight Initiative, PBB berupaya meningkatkan kesadaran tentang kekerasan terhadap perempuan di tingkat lokal dan global.

  2. Penguatan Kebijakan dan Legislasi
    PBB mendorong negara-negara anggota untuk mengadopsi undang-undang yang lebih kuat untuk melindungi perempuan, termasuk penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku femicida.

  3. Dukungan bagi Korban
    Program rehabilitasi, perlindungan saksi, dan dukungan psikososial bagi korban dan keluarga mereka menjadi bagian penting dari strategi PBB.

  4. Pengumpulan Data
    Data yang akurat dan terkini tentang femicida sangat penting untuk memahami skala masalah dan merancang solusi yang efektif. PBB mendorong negara-negara untuk memperbaiki sistem pelaporan dan statistik kekerasan terhadap perempuan.

Pentingnya Kerjasama Global

Mengakhiri femicida memerlukan kolaborasi lintas sektor dan lintas negara. Organisasi masyarakat sipil, pemerintah, dan badan internasional perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan di mana perempuan dapat hidup bebas dari ancaman kekerasan. 

Kesimpulan

Sorotan PBB tentang femicida menunjukkan bahwa masalah ini adalah krisis hak asasi manusia yang memerlukan perhatian mendesak. Melalui kebijakan yang kuat, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan, dunia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih aman dan adil bagi semua.